Saturday, March 17

Apa Kabar, Sayang?



Untuk Bintang, Tersayang..
Sayang, apa kabar? 
Aku disini tidak baik, aku lelah mengusir rindu yang selalu datang kapanpun mereka mau.
Aku lupa dimana aku simpan nama mu di dalam jasad ku, hingga setiap ruh ku kembali kepangkuan jasadku tiap pagi, kembali namamu menyerengai otakku dan mengalir ke seluruh tubuhku melalui aliran darahku. Tidak berhenti disitu. Ketika malam datang aku benci harus melihat wajahmu di dinding-dinding kamarku dulu sebelum ruh ku sempat Tuhan genggam semalam suntuk dan mengembalikannya lagi ke jasadku keesokan paginya. 

Bintang Sayang, 
Apa kabar?
Bisakah datang sebentar, sebentar saja untuk membunuh rindu yang sedang menggerogoti jiwaku.

Tertanda,
Nani

***

Untuk Nani, Perempuanku..
Sayang, maafkan aku yang tidak bersama mu saat ini. Tapi Tuhan mendengarkan doaku. Maafkan aku. Aku yang meminta-NYA untuk selalu menjagamu dan selalu menaruh namaku di hatimu. Apalagi yang bisa aku lakukan selain meminta-NYA. Biarlah hanya DIA Maha Pendengar curahan hatiku, rinduku, sakitku.

Perempuanku,
Tidakkah kau melihat Bulan tersenyum melihatmu di kala malam? Mengerti kah kau apa maksud sinar bulan yang kau lihat ketika malam? Sinarnya mencoba memberitahumu, bahwa bukan hanya kamu yang sedang melihatnya, tapi juga aku. Ya, aku sedang melihat bulan dengan sepenuh hatiku yang rindu dan berharap sang rembulan akan menyampaikan hal itu kepadamu. Sayang, mengertikah? 

Perempuanku, 
Aku ingat sekali genggaman tanganmu yang kuat melepas kepergianku waktu itu, aku harap hatimu juga sama kuat dengan genggamanmu, Sayang.Aku berjanji demi Tuhan Yang Menyatukan aku dan kamu, suatu saat kau akan menggengamku lagi sekuat itu, saat kita berjalan di merahnya altar perkawinan kita nanti...

Yang selalu di hatimu,
Bintang
***


"Ini untukmu.." kataku.
"Buku apa ini?.." tanya Bintang.
"Kamu baca saja, isi nya sih biasa yang membuatnya istimewa itu isi ceritanya, tentang kamu.." Aku tersenyum.

Itu adalah 10 tahun yang lalu dibelakang halaman sekolahku. Aku masih duduk di bangku SMA, tingkat satu waktu itu dan Bintang senior 2 tingkat diatasku. Kami sepasang kekasih yang sempat terpisah jarak dan waktu selama hampir 9 tahun. Bintang harus meneruskan sekolahnya di belahan dunia lain. Dan aku setia menunggunya di bumi ibu pertiwi. 
***

"Mama.. ini foto siapa..?
"Ini mama dan papa sebelum kamu lahir, Nak.."
"Lelaki yang sendiri ini siapa?" kata anakku mengambil foto lainnya.
" Itu dia teman mama. almarhum teman dekat mama dulu, sayang. Orangnya baik sekali, pintar, cerdas, namanya... Bintang."

Aku meraih foto dari tangan anakku, aku menatapnya sejenak. 
"Bintang, apa kabar sayang?
 terima kasih telah mengajariku apa artinya cinta yang sebenarnya. Titip salamku untuk Tuhan yang selama ini menjadi tempat curahan hatimu tentang ku".

--Selesai--



1 comment:

  1. tapi skrg sang malam slalu dihiasi bintang yg sinarnya sangat indah bahkan mungkin yg terindah dan lebih indah dari bintang kecil yg kini terjatuh ke bumi

    ReplyDelete