Saturday, May 12

Kami

Umurku kini 17 tahun, mereka bilang aku ini sudah cukup umur untuk dikatakan dewasa. Dewasa atau tidak, aku tidak peduli, bagiku tidak ada bedanya ketika aku masih kecil atau dewasa, aku rasa ketika aku tua pun aku tidak terpengaruh berapa angka digit umurku. Tahukah kalian? Percaya atau tidak, aku tidak pernah merasa sedih selama hidupku, aku tidak pernah merasa sakit, dan apalah itu mereka menyebutnya "kecewa"? Aku sering dengar tapi tidak tahu apa arti sebenarnya. Aku sepertinya hidup tidak untuk belajar dan diajarkan bagaimana rasanya sakit, tidak tahu bagaimana caranya berdiri setelah dijatuhkan, apa artinya penyesalan dan harus bangkit setelahnya, dan bagaimana caranya melanjutkan hidup setelah merasa hancur. Senang tidak senang, aku ini ya seperti ini.

Pada hakikatnya, semua makhluk akan mati. Aku sadar aku juga akan mati, tapi kapan aku mati itu adalah persoalan waktu. Aku hanya tinggal menunggu waktunya tiba. Tapi aku senang sekali, dalam hidupku aku tidak pernah merasa gelisah, gundah, sedih, bahkan karena terlalu kaya kebahagiaan, kekayaanku ini aku berikan untuk orang lain, untuk mereka agar mereka bahagia, dan terus tersenyum menjalani hidup. Yeah.. paling tidak aku merasa demikian.

Dua minggu yang lalu aku berkenalan dengan temanku, dia juga sangat bersemangat, lebih muda dariku 5 tahun tapi semangatnya 2 kali lipat dari umurnya, malangnya kemarin aku dengar dia mati, tepat ketika ada seorang bernama Rani (kalau tidak salah), merayakan pesta pernikahannya. Kasihan, konon katanya dia lahir ketika seseorang bernama Jaka jatuh cinta kepada Rani, yang aku dengar Jaka sangat mencintai Rani sampai ia ingin menikahi Rani menjadi istrinya. 12 tahun Jaka menyimpan cintanya tanpa berbuat apa-apa, (atau entahlah apa yang sudah Jaka lakukan untuk Rani), hingga akhirnya Rani kemarin melangsungkan pesta pernikahannya dengan Hari, suaminya.
Bukan dengan Jaka, yang menyimpan cintanya selama 12 tahun.

Ya.. namaku Harapan,,
Kami terlahir memang untuk menyemangati orang lain agar tetap hidup.
Selama hidup, kami tidak pernah merasa sakit, apalagi kecewa.
Karena ketika kecewa, berarti kami mati.
Ketika kami mati, terlahirlah kami-kami yang baru sampai seseorang menghancurkan kami dengan kecewa kemudian kami mati, dan yang kemudian terlahir lagi kami-kami yang baru, begitu seterusnya.
Bagaimanapun kehidupan kami, kami terlahir dari orang-orang yang bahagia.
Orang-orang yang mencintai hidupnya.
Kadang kami berfikir..
Ada berapa banyaknya kami (Harapan) yang dilahirkan hanya untuk orang lain hancurkan..

1 comment: